Cappuccino: Seni dan Rasa dalam Secangkir Kopi Berbusa
Asal-Usul Cappuccino yang Melegenda
Cappuccino bukan hanya sekadar minuman kopi biasa. Ia adalah representasi seni, budaya, dan rasa yang weiwokchinesebistro.com/ menyatu dalam satu cangkir. Berasal dari Italia, cappuccino pertama kali dikenal sekitar awal abad ke-20. Nama “cappuccino” sendiri terinspirasi dari jubah cokelat para biarawan Capuchin karena warna minuman ini menyerupai warna jubah tersebut. Yang membuat cappuccino unik adalah perbandingan seimbang antara espresso, susu panas, dan busa susu (foam), yakni sepertiga untuk masing-masing komponen.
Di Italia, cappuccino lebih dari sekadar minuman: ini adalah ritual pagi hari. Orang Italia umumnya hanya mengonsumsi cappuccino hingga pukul 11 siang, karena bagi mereka, mencampurkan susu ke dalam kopi setelah sarapan dianggap “melawan budaya.” Namun, di berbagai belahan dunia, cappuccino dinikmati sepanjang hari tanpa batas waktu.
Proses Pembuatan Cappuccino yang Presisi
Untuk menghasilkan cappuccino yang sempurna, dibutuhkan keahlian dan ketelitian. Langkah pertama adalah membuat espresso sebagai basis. Espresso harus kuat dan kental, menjadi fondasi dari rasa yang seimbang. Setelah itu, susu dipanaskan dan dibuat menjadi microfoam — busa halus yang ringan namun padat. Teknik steaming susu inilah yang menjadi seni tersendiri.
Barista profesional tahu bahwa suhu susu harus berada di kisaran 65–70°C. Jika terlalu panas, rasa susu akan berubah menjadi pahit, merusak harmoni keseluruhan rasa cappuccino. Kemudian, susu dituangkan perlahan ke dalam espresso sambil membentuk pola di permukaan minuman. Inilah awal dari seni latte art , meskipun sering dikaitkan dengan latte, teknik ini juga populer digunakan pada cappuccino.
Perbedaan Cappuccino dengan Kopi Susu Lainnya
Banyak orang yang masih keliru membedakan cappuccino dengan latte atau flat white. Meskipun semua menggunakan kombinasi kopi dan susu, cappuccino memiliki tekstur yang lebih ringan dan lapisan busa yang lebih tebal. Latte memiliki lebih banyak susu cair, sementara flat white hanya menggunakan sedikit foam.
Karena cappuccino memiliki proporsi susu yang lebih sedikit dibandingkan latte, rasa kopinya pun lebih kuat, cocok untuk penikmat kopi sejati yang tetap ingin sentuhan kelembutan dari susu.
Cappuccino dalam Gaya Hidup Modern
Kini, cappuccino telah menjadi bagian dari gaya hidup urban. Hampir setiap kedai kopi menyajikannya, dari gerai kecil di pinggir jalan hingga kafe hipster di kota besar. Bahkan, mesin kopi rumahan semakin populer karena banyak orang ingin mencoba meracik cappuccino sendiri di dapur mereka.
Tidak hanya itu, variasi cappuccino juga bermunculan, seperti iced cappuccino, vanilla cappuccino, hingga vegan cappuccino dengan susu almond atau oat. Kreativitas dalam dunia kopi seakan tidak ada habisnya, menjadikan cappuccino sebagai salah satu menu yang terus berevolusi mengikuti selera zaman.